Jumat, 14 Januari 2022

INTERNET OF THINGS

 Chapter 13 - INTERNET OF THINGS


Tugas yang di berikan :


Anggota Kelompok 5: 

FIQI FAHRUR RIZAL MAULANA A (2010651094) 
MUHAMMAD YUWAN SAFRI N (2010651102) 
MIKE YURIKE DITA DEVIYATI         (2010651103) 
RIO ISKANDAR SYAH (2010651118) 
ROFIUL SURYA WIJAYA          (2010651120) 

 

INTERNET OF THINGS (IOT) 


Apa itu Internet of Things 

    Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.  
    Perkembangan IoT dapat dilihat mulai dari tingkat konvergensi teknologi nirkabel, microelectromechanical (MEMS), internet, dan QR (Quick Responses) Code. IoT juga sering diidentifikasi dengan RFID (Radio Frequency Identification) sebagai metode komunikasi. 

Selain itu, juga mencakup teknologi berbasis sensor, seperti teknologi nirkabel, QR Code yang sering kita jumpai. Kemampuan dari IoT sendiri tidak perlu diragukan lagi. Banyak sekali teknologi yang telah menerapkan sistem IoT, sebagai contoh sensor cahaya, sensor suara dari teknologi Google terbaru, yaitu Google Ai, dan Amazon Alexa. 
    Penelitian pada IoT masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, tidak ada definisi dari Internet of Things. Berikut adalah beberapa definisi alternatif dikemukakan untuk memahami Internet of Things (IoT), antara lain (id.wikipedia.org): Menurut Ashton pada tahun 2009 definisi awal IoT adalah Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik. 

Cara Kerja IOT 

    Cara kerja internet of things adalah memanfaatkan sebuah argumentasi dari algoritma bahasa pemrograman yang telah tersusun. Dimana, setiap argumen yang terbentuk akan menghasilkan sebuah interaksi yang akan membantu perangkat keras atau mesin dalam melakukan fungsi atau kerja. 
    Sehingga, mesin tersebut tidak memerlukan bantuan dari manusia lagi dan dapat dikendalikan secara otomatis. Faktor terpenting dari jalannya program tersebut terletak pada jaringan internet yang menjadi penghubung antar sistem dan perangkat keras. Tugas utama dari manusia adalah menjadi pengawas untuk memonitoring setiap tindakan dan perilaku dari mesin saat bekerja. 
    Kendala terbesar dari pengembangan Internet of things adalah dari sisi sumber daya yang cukup mahal, serta penyusunan jaringan yang sangat kompleks. Biaya pengembangan juga masih terlampau mahal dan tidak semua kota atau negara telah menggunakan IoT sebagai kebutuhan primer mereka. 

Contoh Penerapan IOT (Bidang Kelautan) 

    Bidang kelautan juga sudah mulai terjamah dengan teknologi IoT . Sebagai contoh yaitu monitoring perahu nelayan saat sedang tidak melaut, Payung Florabrella yang dapat menginformasikan perkiraan cuaca bagi nelayan yang akan melaut dan banyak lagi. 
    Pengetahuan dan teknologi kelautan saat ini telah jauh berkembang pesat. Namun, pemahaman dan kemampuan kita untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan masih terkendala banyak hal. Salah satunya disebabkan oleh kurangnya kapasitas untuk mengumpulkan data kelautan dan ketidakmampuan menafsirkan data tersebut menjadi informasi bermanfaat yang dapat diakses bagi pengambil keputusan. Pada sektor transportasi khususnya laut penerapan IoT sudah mulai dirasakan. Setiap kapal, pelabuhan dan stakeholder terkait terkoneksi ke dalam Automatic Identification System (AIS). Setiap aktivitas tercatat dalam Big Data sehingga permasalahan transportasi laut seperti kecelakaan dan inefisiensi dapat diminimalkan.Penerapan IoT di sektor maritime Indonesia masih belum maksimal dibandingkan dengan negara Singapura. Namun kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, sekaligus ancaman. Dukungan kebijakan pemerintah melalui Tol Laut dan konsep IoT menjadi signal positif bagi pembangunan ekonomi khususnya dibidang maritim di Indonesia. 

    Contoh lain yaitu Pengembangan ekosistem IoT melalui penerapan teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things). NB-IoT sendiri merupakan teknologi telekomunikasi terbaru yang dirancang secara khusus agar komunikasi antar mesin yang semakin masif dengan coverage jaringan telekomunikasi yang semakin luas dapat dilakukan secara efisien, serta penggunaan daya pada perangkat pengguna semakin hemat.Teknologi radio akses NB-IoT, yang merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan perangkat beroperasi hingga bertahun-tahun tanpa pengisian daya ulang baterai sehingga sangat menghemat biaya.Teknologi ini juga mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT. Dengan adanya penerapan teknologi NB-IoT dalam mesin automatic fish feeder akan menghasilkan simplifikasi proses pemberian makan ikan di kolam yang luas sekalipun. Teknologi ini dapat mengatur pemberian pakan otomatis, sehingga memudahkan petani untuk memantau dan menjadwalkan pemberian pakan menggunakan aplikasi smartphone.Selain itu juga akan membantu petani meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan. 


Aplikasi Digital Nelayan  

 TREKFish 

    ALAT penelusur dan perekam jejak penangkapan ikan ini dikembangkan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB). Perangkat teknologi tersebut dinamakan TREKFish.TREKFish merupakan piranti untuk menelusuri jejak penangkapan ikan. Baik itu ikan pelagis, rajungan, lobster dan lain-lain. Sistem yang  dikembangkan adalah merekam perjalanan kapal dan bisa dideteksi kapan setting dan hauling. Alat ini dilengkapi dengan perangkat lunak fishER (Fisheries Electronic Reporting). Piranti ini cocok untuk perikanan skala kecil dan industri. 

 Laut Nusantara 

    Aplikasi ini hasil kolaborasi Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) – Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan dengan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata). Laut Nusantara berbasis sistem android yang ditargetkan untuk nelayan kecil dengan kapal di bawah 30 Gros Ton. Aplikasi dapat diunduh secara gratis di apps store dan diinstal di ponsel untuk mengakses informasi yang tersedia dari seluruh wilayah Indonesia. 

Nelayan Pintar 

    Teknologi ini dikembangkan Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Badan Riset Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).Program nelayan go-online atau Nelayan Pintar (Nepin) dihadirkan untuk melayani berbagai kebutuhan para nelayan. Seperti keadaan cuaca, kondisi kepelabuhanan, besaran gelombang, arah angin dan harga pasaran ikan. Nelayan dapat melihat harga ikan di setiap daerah dan menjadikannya sebagai bahan perbandingan. Aplikasi Nelayan Pintar hanya dikhususkan bagi nelayan kecil dengan kapal perikanan kapasitas 10 GT. 

Nelayan Nusantara 

    Perangkat alat berbasis sistem android ini mengggunakan jaringan Telkomsel Aplikasi Nelayan Nusantara sebagai komitmen Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk mendukung pengembangan sektor perikanan. Nelayan Nusantara untuk mendukung kegiatan perikanan bagi nelayan kecil dengan kapal dibawah 10 GT. Aplikasi ini menampilkan antara lain zona tangkapan ikan dan informasi kondisi cuaca seperti gelombang dan kecepatan angin. Kemudian, menghindari kecelakaan di laut, foto dan hasil tangkapan, serta informasi harga ikan bagi nelayan kecil dan masyarakat luas. 

Wakatobi AIS 

    Teknologi ini dikembangkan peneliti dan perekayasa Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi. Wakatobi AIS diciptakan atas identifikasi terhadap tiga masalah utama yang dihadapi nelayan dalam melaut.AIS transponder berbentuk kotak dengan dimensi 14,5x13x20 sentimeter. Panjang antena 100 sentimeter. Setiap unit memiliki bobot 0,6 kilogram agar bisa diaplikasikan pada kapal/perahu nelayan yang berukuran kecil, khususnya yang armada berbobot di bawah 1 GT (Gross Ton). 

E-Log Book 

    Aplikasi ini dikembangkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hingga awal Juli tahun ini 5000 lebih kapal perikanan, telah menggunakan e-log book. Log book ini sebagai laporan harian tertulis nakhoda mengenai kegiatan penangkapan ikan. Log book merupakan landing declaration dari nakhoda, atau Surat Pernyataan Nakhoda mengenai aktivitas penangkapan sumber daya ikan (hasil tangkapan) di laut yang akan didaratkan di pelabuhan perikanan. 

 

 

 

 

Apa itu Internet of Things?




    Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep dimana sebuah objek tertentu memiliki kemampuan untuk mengirimkan data lewat melalui jaringan dan tanpa adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
    IoT ini mulai berkembang pesat sejak ketersediaan teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan tentu saja, internet. Internet of Things juga seringkali diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Tetapi, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya seperti teknologi nirkabel dan kode QR.


Apa saja kemampuan dari IoT?

    Adanya IoT saat ini sudah sangat umum sehingga kita seringkali lupa bahwa kita dikelilingi oleh barang-barang konvensional yang terhubung ke internet. Salah satu contoh sederhana adalah fungsi ganda smartphone sebagai remote TV atau remote AC.
    Seiring berkembangnya teknologi, IoT akan mencakup lebih banyak sisi dari kehidupan kita. Tentunya, benda sehari-hari yang terhubung ke internet akan memudahkan kehidupan kita.
IoT adalah hal yang menjadi pondasi smart home atau smart living. Tanpa IoT, benda-benda seperti smart pet feeder, smart LED strip, IP camera, dan sejenisnya tak akan dapat digunakan.

Cara Kerja Internet of Things

    Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya.

Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut. Lalu di mana campur tangan manusia? Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang bekerja secara langsung tersebut.

    Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan dalam mengkonfigurasi IoT adalah bagaimana menyusun jaringan komunikasinya sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan problematik? Ini sebenarnya dikarenakan jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu, IoT juga sesungguhnya sangat perlu suatu sistem keamanan yang cukup ketat. Disamping masalah tersebut, biaya pengembangan IoT yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya. Ujung-ujungnya, pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.


Sejarah dan Perkembangannya

    Mengingat bahwa IoT ini adalah teknologi canggih yang mampu melakukan transfer data lewat jaringan dengan interaksi yang mudah, masa depan dari pengembangannya jadi sangat menjanjikan. Kehidupan manusia sehari-harinya bisa dioptimalkan dan dipermudah dengan sensor cerdas dan peralatan pintar yang berbasis internet ini.

Awalnya, internet itu sendiri mulai terkenal di tahun 1989. Lalu pada tahun 1990, seorang peneliti bernama John Romkey membuat suatu perangkat yang kala itu tergolong canggih. Perangkatnya adalah pemanggang roti yang bisa dinyalakan atau juga dimatikan lewat internet.
          Kemudian di tahun 1994, seseorang bernama Steve Mann menciptakan WearCam, dan pada tahun 1997-nya si Paul Saffo menjelaskan secara singkat mengenai penemuannya soal teknologi sensor dan masa depannya nanti. Barulah di tahun 1999 Kevin Ashton membuat konsep Internet of Things. Kevin ini adalah Direktur Auto IDCentre dari MIT.
    Di tahun yang sama, yaitu 1999, ditemukan mesin yang sistemnya berbasis Radio Frequency Identification (RFID) secara global. Nah, penemuan inilah yang jadi awal kepopuleran dari konsep IoT. Orang-orang, terutama pakar teknologi jadi berlomba-lomba mengembangkan teknologinya sesuai konsep IoT.



Lalu, di tahun 2000, brand ternama LG mengumumkan rencananya untuk membuat dan merilis teknologi IoT yaitu lemari pintar. Lemari pintar ini mampu menentukan apakah ada stok makanan yang perlu diisi ulang dalam lemarinya.

    Kemudian, di tahun 2003, FRID yang sebelumnya telah disebutkan, mulai ditempatkan pada posisi penting dalam masa pengembangan teknologi di Amerika, melalui Program Savi. Pada tahun yang sama pula, perusahaan ritel raksasa Walmart mulai menyebarkan RFID di semua cabang tokonya yang tersedia di berbagai belahan dunia.
    IoT kembali terkenal di tahun 2005, yaitu pada saat media-media ternama semacam The Guardian dan Boston Globe mulai mengutip banyak sekali dari artikel ilmiah dan proses pengembangan IoT. Hingga tahun 2008, berbagai macam perusahaan setuju untuk meluncurkan IPSO untuk memasarkan penggunaan IP dalam jaringan bagi “Smart Object” yang juga bertujuan mengaktifkan IoT itu sendiri.


Terimakasih telah mengunjungi blog saya jika ada kritik dan saran silahkan komen di kolom komentar.

0 comments:

Posting Komentar

Contact Us

Phone :

081991397821

Address :

Jl Mayangan Kec.Gumukmas
Kabupaten Jember

Email :

srioiskandar@gmail.com